BeritaAFB - Setelah mengajukan tuntutan upah minimum regional (UMR) sebesar Rp 3 juta kepada pemerintah, dan meminta agar gaji buruh di setarakan dengan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS), Kabarnya kini para serikat buruh juga sedang menyiapkan tuntutan baru yang di rangkum dalam berupa beberapa poin tambahan dalam indeks Kecukupan Hidup Layak (KHL).
Tuntutan yang di sampikan serikat buruh pun tidak tanggung-tanggung, para buruh meminta agar mereka dapat berwisata ke Singapura dan di perbolehkan untuk berkunjungan ke Universal Studio, dengan frekuensi dua kali dalam satu tahun . Tuntutan ini dikemukakan oleh ketua Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (ORASI), Rokhmin Daulani ketika mereka sedang berorasi unjuk rasa di Bekasi kemarin (26/11).
Dalam pidatonya, Rokhmin mengutuk pemerintah yang tidak merespon permintaan orasi sebelumnya, yaitu penetapan para pengangguran menjadi demonstran honorer yang dibiayai negara. Ia juga mengatakan bahwa tahun depan, para buruh harus bisa berwisata ke Singapura dan mengunjungi Universal Studio minimal dua kali dalam setahun.
“Saya ingin para buruh di Indonesia bisa jalan-jalan ke Singapura dan bersenang-senang di Universal Studios. Ini sebagian dari target kita di tahun 2016 nanti. Saya juga punya mimpi, para buruh di Indonesia nantinya juga di perbolehkan untuk berwisata ke India untuk bertemu artis-artis Bollywood disana. Tuntutan itu tentunya harus menjadi bagian dari apa yang dibayarkan oleh perusahaan-perusahaan kepada kita. Jadi bukan hanya di bayar dalam bentuk Nominal” papar Rokhmin dalam aksi tersebut.
Demo Buruh Kenaikan UMR 7 Juta Rupiah |
Hampir setiap tahun angka UMR di Indonesia selalu menanjak mengikuti angka inflasi. Namun, seringkali terjadi pertentangan antara serikat buruh dan pengusaha saat penetapan komponen KHL. Pihak pengusaha menganggap sebagian tuntutan para buruh itu tanpa di pikir dan terlalu mengada-ada dan bahkan akan berpotensi meningkatkan biaya operasional, sementara serikat buruh selalu menambah isi komponen KHL berdasarkan argumen sepihak tanpa di konfirmasikan kepada kami terlebih dahulu .
Untuk tahun 2015, UMR di DKI Jakarta ditetapkan sejumlah Rp 2,7 juta. Sementara itu angka UMR di Bekasi lebih tinggi, yakni Rp 2,9 juta. Meski demikian, dengan adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) para buruh merasa ketetapan tersebut harus direvisi dengan angka yang lebih tinggi. Di Bekasi, serikat buruh meminta angka sebesar Rp 3,6 juta.
Selepas aksi demo, Rokhmin mengungkapkan bahwa dirinya dan ORASI tengah menyusun daftar tuntutan komponen KHL untuk diperjuangkan pada tahun 2016 nanti . Dalam hal ini, Rokhmin mengaku menitikberatkan kepada kebutuhan para buruh di wilayah Jabodetabek. Tahun depan, ia akan memperjuangkan UMR sebesar Rp 7 juta per bulan, sesuai dengan hitungan ideal ORASI. Menurutnya, angka tersebut seharus nya masih rendah bila di bandingan dengan gaji UMR di Korea Selatan bisa mencapai Rp. 21 juta untuk perbulannya .
“Kita akan minta 7 juta di aksi tahun depan. Ini wajar, kalau tidak bagaimana anggota serikat kami bisa membayar cicilan motor Ninja dan iPhone? Biar kami ini buruh, kan ingin tetap bergaya juga . Wajar lah kalau kami minta 7 juta. Kalau bisa lebih, makin bagus. Lagipula ini untuk kepentingan perjuangan buruh di Indonesia. Makin tinggi gaji, makin tinggi juga uang kontribusi ke serikat. Uang kontribusi ini akan digunakan untuk menjamin kesejahteraan pengurus serikat yang akan mengoordinir aksi-aksi di masa mendatang. Kami di serikat ini kan memperjuangkan para buruh agar sejahtera, jadi wajar kalau kita sejahtera lebih dulu sebagai contoh yang baik.” ujar Rokhmin.
Rokhmin kemudian memperlihatkan beberapa komponen yang akan diperjuangkan untuk masuk ke dalam KHL 2016. Komponen-komponen tersebut antara lain:
Tuntutan Serikat Buruh Yang akan Di Orasikan Pada Tahun 2016 |
Menurut Rokhmin, daftar tersebut masih sedikit di banding apa yang akan diminta oleh serikat buruh pada aksi unjuk rasa tahun depan. Ia menganggap permintaan-permintaan tersebut sangatlah wajar karena buruh di Indonesia harus terlihat lebih baik dibandingkan buruh dari negara lain di Asia Tenggara.
“Sebentar lagi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) akan segera diberlakukan. Kita tentu tidak mau buruh-buruh di Indonesia kalah tampilan dan kalah gaya dibandingkan buruh-buruh dari negara Asia Tenggara lainnya . Soal kualitas itu masalah lain, yang penting tampilan harus nomor satu agar tidak dipandang remeh oleh buruh negara lain” ujar Rokhmin mengakhiri wawancara.
0 komentar:
Posting Komentar