BeritaAFB -
Banyak pakar seksual mengatakan bahwa nyatanya Hubungan seks memiliki
sejumlah manfaat kesehatan bagi diri sendiri, tapi di balik dari itu
tentunya banyak hal lain yang dapat terjadi sebagai dampaknya melakukan
hubungan seks.
Orang lain juga bisa melihatnya karena sejumlah
tanda sering melakukan seks juga terlihat dari luar. Dikutip dari Your
Tango pada Senin (15/2/2016), Wanita yang sering melakukan hubungan seks
cenderung menampilkan beberapa tanda-tanda fisik . Nah, penasaran
dengan tanda-tanda tersebut ? berikut ulasannya !
1. Wanita jadi lebih rentan kepada infeksi saluran kemih
Kaum wanita sepakat bahwa infeksi saluran kemih menjadi bagian dari kenyataan keberadaannya.
Dr.
Leah Millheiser dari Nuelle mengatakan, “Kebanyakan wanita yang aktif
secara seksual akan mengalami infeksi tersebut dalam hidupnya. Infeksi
tersebut muncul karena bakteri (biasanya bakteri E. coli) yang
mengelilingi bukaan vagina merambat ke dalam kantung kemih sewaktu dan
sesudah hubungan seks.”
“Cara terbaik pencegahan? Jika bisa,
mandilah sebelum melakukan seks dan bilaslah daerah bukaan kelamin
dengan pembersih yang lembut. Ini akan membantu mengurangi jumlah
bakteri yang ada.”
2. Queefing akan menjadi lebih sering
Queefing dapat terjadi ketika melakukan seks dengan berapi-api. Ya, memang memalukan, tapi itu normal.
Kata
Dr. Millheiser, “Queefing adalah letupan udara yang terdengar ketika
kantong udara terdesak keluar vagina. Seks bukanlah satu-satunya saat
kejadian queefing ini, kaum wanita terkadang mengalaminya ketika
melakukan kegiatan fisik (misalnya yoga dan Pilates).”
“Gerakan Kegels dapat membantu mengurangi kejadian queefing karena memperkuat landasan pelvik.”
3. Seks mengundang lebih banyak seks
“Semakin
positif pengalaman seksual seorang wanita, semakin ia menginkan seks di
masa depan. Bagi wanita yang mengalami menopause, salah satu dampak
samping melakukan seks beberapa kali seminggu adalah pencegahan
penyempitan vagina, yang dapat menyakitkan selagi bersetubuh.”
4. Wajah menjadi merona
Selagi
terangsang secara seksual, pembuluh-pembuluh darah di bawah kulit
membesar sehingga menimbulkan pendar kemerahan di dada dan wajah wanita,
kata Millheiser. Ini adalah tanggapan normal dari sistem syaraf kita
dan menjadi tanda bahwa semuanya berjalan baik.
5. Meningkatnya ambang rasa sakit
“Selagi
terangsang secara seksual, ambang rasa sakit seorang wanita malah
meningkat, yang artinya mereka tidak terlalu merasakan sakit
dibandingkan ketika mereka sedang tidak melakukan seks,” kata Dr.
Millheiser.
6. Wanita merasa sangat santai
Seks melepaskan ketegangan, menurunkan tingkat stres dan membuat tidur nyenyak.
Kata
Dr. Jess, seorang seksolog untuk Astroglide, “Bagian celebral cortex di
otak terhenti ketika sedang orgasme, sehingga cingulate cortex dan
amygdala mengirim pesan ke bagian-bagian lain dalam otak untuk
menghentikan semua gairah seks.”
“Hasilnya adalah tercetusnya
bahan-bahan kimia perangsang tidur seperti serotonin dan sejumlah opioid
yang melarutkan kita ke keadaan santai dan mengantuk.”
7. Mendadak ingin kencing
Walaupun
para pakar menganjurkan agar wanita memang kencing sesudah melakukan
seks, kadang-kadang wanita merasa masih ingin kencing walaupun kemih
sudah kosong.
Sejumlah penjelasan yang mungkin adalah tekanan
fisik pada kantung kemih. Karena G-spot membengkak, kantung kemih
tertekan sehingga terasa seperti ingin kencing lagi.
Kontraksi otot-otot landasan pelvik yang terjadi selagi orgasme dapat mengubah persepsi subyektif tentang volume kemih.
Dan,
kata Dr. Jess, “Bagi beberapa wanita, kantong kemih mereka dapat terisi
selagi melakukan hubungan seks. Suatu penelitian mengungkapkan, bahkan
di antara mereka telah mengosongkan kantong kemihnya sebelum seks,
beberapa di antaranya terisi lagi sewaktu rangsangan seks meningkat.”
8. Liang dubur akan terbiasa melumasi diri
Yang ini terjadi kalau seorang wanita melakukan dan menikmati seks melalui dubur.
Kata
Casey Calvert, seorang pelakon adegan dewasa, “Bagi banyak orang,
ketika tubuh mereka menjadi terbiasa dengan sesuatu di belakang sana,
dubur mulai melumasi diri. Usus besar memang mengeluarkan lendir untuk
kegiatan normal (yaitu BAB), dan menjadi terlatih untuk mengeluarkan
lendir yang sama untuk seks secara anal.”
Ia melanjutkan, “Selama
lendirnya tidak berwarna merah (yang artinya ada luka dalam yang harus
diperiksakan ke dokter), hal itu sehat-sehat saja.”
0 komentar:
Posting Komentar