NEWS
Loading...

Sabtu, 05 Maret 2016



BeritaAFB - Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengatakan selaku Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) akhirnya meminta keterangan kepada beberapa pihak terkait misteri siapa pemilik bungkus kabel tersebut, seperti Suku Dinas Tata Air, PLN, dan Telkom.

Pihaknya juga memeriksa gulungan bungkus kabel yang menjadi barang bukti ke Laboratorium Forensik  Mabes Polri. "Setelah kita lakukan uji forensik , kita bandingkan gulungan bungkus itu mirip dengan gulungan kabel PLN, dan bukan telepon" kata mantan Kapolda Papua ini.
 

Menurut dia perbedaan isi kabel PLN dan TELKOM yaitu, milik PLN isinya berupa batangan logam tembaga atau timah. Fungsinya untuk mengantarkan listrik.
 



"Sedangkan untuk Telkom bentuk gulungannya beda. Lebih besar, di dalam isinya adalah serabut-serabut kabel kecil yang jumlahnya ratusan, itu Telkom" kata jenderal bintang dua kelahiran Palembang, Sumatera Selatan ini.

Setelah melewati beberapa Hasil penyelidikan tersebut, kepolisian akhirnya menyimpulkan sementara siapa pemilik bungkus kabel yang ditemukan di gorong-gorong Jalan Merdeka Selatan tersebut.

"Kesimpulan kita, sementara ini kemungkinan kabel dari listrik yaitu PLN" kata Tito.

Jaringan Bekas

Dari hasil penyelidikan itu pula diketahui, ada beberapa jaringan kabel yang sudah tidak terpakai. Jaringan lama itu lalu tidak digunakan lagi oleh PLN.

 


"Jaringan lama ini tidak diangkat. Karena biaya pengangkatannya itu lebih mahal daripada harga ekonomis dari kabel bekas yang sudah bertahun-tahun itu, sehingga ada kecenderungan didiamkan saja di sana" beber Tito.

Dugaan saat ini pun kemudian berkembang menjadi kasus pencurian batangan tembaga dan bungkus jaringan itu dibiarkan saja oleh si pelaku.

"Karena kabel itu masih memiliki nilai ekonomis yang di dalamnya masih terdapat tembaga dan timah" jelas Tito.

Kasus pencurian kabel lama sebenarnya sudah pernah diungkap Polsek Metro Gambir dulu . 4 Orang pun di jadi tersangka yakni para pemulung yang mencari barang bekas.

 


"Mereka masuk ke dalam gorong-gorong itu kemudian mereka mengambil batangan-batangan, dan mereka mengupas kabel-kabel yang lama. Kemudian batangan pigmentasi diambil" ujar dia.

"Nah, coba bayangkan dan memang di situ jarang dicek. Karena memang di bawah tanah. Bayangkan coba setiap hari dilakukan, dan itu cukup banyak" Tito menambahkan.

0 komentar:

Posting Komentar